SELAMAT DATANG, SUGENG RAWUH, WILUJENG SUMPING, WELCOME

Blog ini dibuat dengan berdasar keingintahuan dan minat terhadap perkembangan IT. Bila masih banyak kekurangannya mohon dimaafkan dan bila berkenan dapat memberikan masukan guna perbaikan kedepannya. Bimbingan dari sesama blogger sangat saya nantikan... trims.

Jumat, 29 Januari 2016

7 Manfaat Luar Biasa Beras Hitam

Beras adalah salah satu makanan pokok yang dapat dengan mudah ditemui di Indonesia. Tak hanya beras putih, ada banyak macam beras yang siap mengenyangkan serta menyehatkan tubuh Anda. Mulai dari beras cokelat, beras merah, hingga yang terakhir adalah beras hitam.
 
Walaupun warnanya yang sedikit aneh dan tidak menggugah selera namun beras hitam ini mengandung banyak mannfaat kesehatan yang baik bagi tubuh anda. Berikut adalah 7 manfaat luar biasa dari beras hitam..
1. Menyehatkan jantung
Pertama adalah menyehatkan jantung. Menurut penelitian dengan mengkonsumsi beras hitam sangatlah efektif untuk mengurangi risiko penyumbatan darah di arteri. Kandungan fitokimia di dalamnya juga bermanfaat untuk menjaga tingkat kolesterol dalam tubuh. Sehingga kedua kombinasi ini baik untuk mencegah penyakit jantung.
2. Mendetoks tubuh
Kedua adalah mendetoks tubuh. Di dalam sebuah penelitian juga disimpulkan bahwa beras hitam baik dalam proses detoksifikasi tubuh. Hal ini disebabkan karena beras hitam dapat membersihkan hati dari racun serta kandungan fitonutrien di dalamnya ampuh untuk mengurangi peradangan.
3. Menyehatkan pencernaan
Ketiga adalah menyehatkan pencernaan. Di dalam beras hitam kaya akan kandungan serat yang membantu dalam mencegah sembelit, kembung, dan gangguan pencernaan lainnya. Beras hitam juga membantu dalam menurunkan kadar GI dalam darah.

4. Mencegah diabetes
Keempat adalah mencegah diabetes. Dengan makan beras hitam secara teratur efektif untuk mengurangi risiko diabetes tipe 2. Sebab, lagi-lagi karena beras hitam efektif untuk menekan kadar gula dalam darah.

5. Mencegah obesitas
Kelima adalah mencegah obesitas atau kegemukan bagi anda yang  sedang diet. Bila anda bosan dengan beras merah, cobalah untuk mengonsumsi beras hitam. Penelitian menunjukkan bahwa makan beras hitam mampu mencegah resistensi insulin yang berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas.

6. Obat anemia
Keenam adalah obat anemia. Karena beras hitam kandungan zat besinya tinggi mencapai 15,52 ppm. Zat besi merupakan salah satu unsur penting dalam pembentukan darah (hemoglobin). Karena itu makanan yang akaya akan zat besi sangat dianjurkan bagi penderita anemia.
7. Obat awet muda
Ketujuh adalah obat awet muda karena kandungan antioksidan yang berperan dalam memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Sehingga apabila sel-sel tubuh cepat memperbaiki diri, seseorang akan terlihat lebih bugar dan awet muda.
 
http://log.viva.co.id/frame/read/aHR0cDovL3NlcHV0YXJrZWNhbnRpa2FuLXdhbml0YS5ibG9nc3BvdC5jby5pZC8yMDE2LzAxLzctbWFuZmFhdC1sdWFyLWJpYXNhLWJlcmFzLWhpdGFtLmh0bWw=

Jumat, 08 Januari 2016

Tiga Ragam Kelainan Tulang Belakang

Jakarta -Secara umum, ada tiga kelainan tulang belakang yang dialami manusia, yaitu lordosis, kifosis dan skoliosis. Bila dilihat dari belakang, punggung manusia akan terlihat lurus, namun pada pasien ketiga kondisi tersebut, punggungnya akan tampak melengkung, bisa ke depan, makin ke belakang alias membungkuk ataupun bengkok ke kiri dan kanan.

Penyebab utama dari ketiga kondisi ini sangat beragam, bisa karena genetik maupun gangguan lain. Berikut ulasan singkat tentang ketiga kondisi tersebut seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber, Kamis (7/1/2015):

1. Lordosis

Dikutip dari MedlinePlus, Kamis (7/1/2016), lordosis merujuk pada kondisi di mana tulang punggung seseorang melengkung atau bengkok ke depan. Penyebab lordosis yang paling umum adalah spondilolistesis atau pergeseran ruas tulang belakang.

Kondisi ini bisa muncul karena bawaan lahir atau terjadi setelah melakukan aktivitas olahraga tertentu seperti senam. Pada kasus tertentu, lordosis juga bisa timbul bersamaan dengan terjadinya arthritis atau radang sendi pada tulang belakang.

Penyebab lordosis yang tidak umum, antara lain:
- achondroplasia, gangguan pada pertumbuhan tulang yang selama ini juga dikenal sebagai penyebab umum dwarfisme atau kekerdilan
- distrofi otot

Di sisi lain, lordosis kerap dikait-kaitkan dengan sikap tubuh yang buruk, terutama saat duduk dan berdiri. Sikap tubuh yang dimaksud adalah sikap duduk atau yang terlalu sering membusungkan dada ke depan. Kondisi ini akan membuat pantat terlihat lebih menonjol, dan saat berbaring akan terlihat di bawah punggung ada ruang kosong, meski seharusnya punggung bisa menempel sempurna di permukaan yang datar seperti lantai.

Kebanyakan kasus lordosis bersifat ringan, artinya akan hilang dengan sendirinya saat seorang anak tumbuh dewasa. Namun bila kasusnya lebih parah, dokter akan memberikan penanganan sesuai usia, riwayat kesehatan si anak dan juga penyebab lordosisnya.

Biasanya tujuan penanganan adalah untuk menghentikan perkembangan lengkungan dan mencegah deformitas.

 2. Kifosis

Punggung sedikit melengkung masih dikatakan normal, tetapi jika sudah parah itu biasa disebut sebagai kifosis. Kifosis merupakan kelainan tulang belakang berupa tulang punggung yang melengkung ke belakang atau membungkuk.

Biasanya dengan tingkat kelengkungan lebih dari 50 derajat. Itulah mengapa penderita kifosis biasanya terlihat seperti memiliki punuk di punggungnya.

Dikutip dari Mayo Clinic, kifosis juga dapat terjadi karena berbagai hal, di antaranya:
- osteoporosis
- arthritis degeneratif
- tuberkulosis dan infeksi tulang belakang lain yang dapat memicu kerusakan sendi
- kanker atau tumor jinak yang menimpa tulang belakang dan memaksa tulang keluar dari posisi semula, begitu juga dengan pengobatannya
- spina bifida
- kondisi yang dapat menyebabkan paralisis atau kelumpuhan, seperti cerebral palsy dan polio
- penyakit Scheuermann, terjadi sebelum masa pubertas, terutama pada anak laki-laki. Seiring pertambahan usia, pembungkukan pada pasien penyakit ini biasanya akan makin buruk.
- cacat lahir, yaitu ketika tulang belakang bayi tidak terbentuk sempurna sejak dalam kandungan
- sindrom-sindrom tertentu, seperti sindrom Marfan atau Prader-Willi

Dijelaskan dr Siti Annisa Nuhonni, SpKFR, spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi dari RS Cipto Mangunkusumo, ada banyak hal sepele yang dapat merusak postur tubuh, termasuk memicu kifosis seperti terlalu sering bermain gadget.

Ia juga menunjuk pada pekerja kantoran yang sering berada di depan laptop. "Orang-orang seperti ini kalau tidak menjaga konsumsi kalsiumnya dengan baik dan tidak menjaga posturnya, akan mudah terkena osteoporosis dan kifosis," urainya.

Penderita kifosis ringan tidak akan merasakan gejala apapun, namun pada kasus yang parah maka dapat memicu nyeri, punggung terasa kaku, bahkan penurunan nafsu makan karena perut tertekan.

Penanganannya pun didasarkan pada usia, penyebab kifosis serta dampaknya pada postur tubuh. Menurut dr Siti, ada beberapa jenis olahraga yang dapat mengoreksi kifosis adalah berenang, senam (back up) dan latihan beban yang berpusat pada otot tulang punggung dan tulang belakang. "Cukup lakukan 30 menit secara rutin. Ini akan sangat membantu," sarannya beberapa waktu lalu.

Namun pada kasus yang buruk di mana lekukannya sampai mempengaruhi saraf di tulang belakang, operasi bisa jadi solusi untuk setidaknya mengurangi tingkat kelengkungan pada tulang belakang penderita. Prosedur yang paling sering dipakai disebut dengan 'spinal fusion'.

 3. Skoliosis

Selain kifosis, skoliosis bisa jadi kelainan tulang belakang yang paling banyak ditemukan. Skoliosis merupakan kelainan yang ditandai dengan melengkungnya tulang ke arah samping sehingga membentuk huruf S atau C.

Dikutip dari isocliosis.com, skoliosis biasanya terdeteksi pada kelengkungan tulang sebesar 10 derajat atau lebih. Namun bila kelengkungan tulangnya mencapai 25-30 derajat, maka sudah harus diwaspadai karena itu artinya dapat berdampak pada bagian tubuh lain seperti dada dan panggul, bahkan hingga ke organ dalam seperti jantung dan paru-paru.

"Dampak paling ringan keluhan nyeri otot di daerah punggung. Tapi kalau skoliosis dibiarkan saja akan timbul gangguan pada fungsi paru-paru dan jantung karena ruang yang digunakannya berkurang akibat desakan atau tekanan dari tulang belakang," terang dr Benedictus Megaputera, SpOT, MSi dari RS Siloam Hospital Surabaya.

Skoliosis sering terjadi pada remaja perempuan. Penyebabnya juga beragam, bisa karena kelainan bawaan, gangguan saraf dan otot, atau bahkan tidak diketahui penyebabnya (idiopatik). Namun yang jelas, risikonya lebih besar pada orang-orang yang memiliki riwayat penyakit serupa dalam keluarganya.

"Orang yang punya riwayat skoliosis dari keluarga biasanya potensi untuk mengalami hal yang sama ada 70 hingga 80 persen," ujar Dr dr Rahyussalim, SpOT(K) dari RS Cipto Mangunkusumo beberapa waktu lalu.

dr Siti menambahkan tren penggunaan tas tangan juga ditengarai memicu skoliosis pada wanita dan remaja perempuan karena hanya membebani salah satu lengan atau bahu. Mengangkat beban berat di salah satu bahu juga dianggap dapat menyebabkan skoliosis. Begitu pula dengan kebiasaan duduk melorot, imbuh dr Benedictus.

Meski begitu beban yang berat serta posisi duduk yang keliru tidak dikatakan sebagai penyebab langsung, melainkan hanya memperburuk kelengkungan kurva.

Penanganan skoliosis ringan hanya dengan melatih agar postur tubuh pasien bisa kembali seperti semula. Ini utamanya pada penderita skoliosis yang dipicu oleh faktor di luar kelainan struktur anatomi tulang.

"Sebaliknya, belum tentu pula dilakukan operasi, bergantung kepada faktor usia, besarnya derajat kelengkungan skoliosis dan keluhan yang dialami," terang dr Benedictus.

 http://health.detik.com/read/2016/01/07/143237/3112942/763/4/tiga-ragam-kelainan-tulang-belakang

Catat, Kebiasaan Sepele yang Bisa Pengaruhi Bentuk Tulang Belakang

Jakarta - Selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa. Seperti halnya yang baru-baru ini menimpa Allya Siska Nadya. Namun hal ini sedikit banyak telah memberi pelajaran tentang bagaimana cara menjaga kesehatan tulang belakang.

Memang ada orang yang mengalami kelainan tulang belakang karena bawaan dari lahir atau dipicu kondisi tertentu. Akan tetapi kelainan tulang belakang juga banyak ditemukan pada mereka yang memiliki kebiasaan buruk dan rupanya membebani tulang belakangnya.

Kebiasaan apa saja yang dimaksud? Berikut paparannya seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber:
1. Duduk terlalu lama

Dikatakan dr Mahdian Nur Nasution, SpBS, pekerja kantoran yang setiap hari duduk di depan komputer selama berjam-jam dan tidak mengubah posisi duduknya rentan mengalami kelainan tulang belakang. Apalagi bila disertai dengan postur tubuh yang membungkuk.

"Selain olahraga, kalau sudah merasa tidak nyaman, ubah posisi duduk atau berdiri sekitar lima menit untuk menghindari nyeri pada pinggang," saran dr Mahdian.

 2. Memakai sepatu hak tinggi
Memakai sepatu berhak tinggi (high heels) dalam waktu lama akan memicu tulang belakang terasa kaku dan nyeri. Bahkan bila ini dibiarkan, lama-kelamaan bentuk tulang belakang bisa saja berubah.

Menurut ahli penyakit kaki, dr Sherri Greene, jika sampai tulang belakang mengalami perubahan bentuk, seperti pergeseran, yang terancam adalah otot dan saraf di dalamnya.

3. Membawa tas tangan

dr Siti Annisa Nuhonni, SpKFR, spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi dari RS Cipto Mangunkusumo pernah mengutarakan bahwa tren penggunaan tas tangan juga ditengarai memicu skoliosis pada wanita dan remaja perempuan karena hanya membebani salah satu lengan atau bahu. Begitu pula dengan mengangkat beban berat di salah satu bahu.

 4. Kecanduan ponsel
Beberapa studi mengungkap tingginya kasus cedera tulang belakang akibat kecanduan ponsel dan perangkat sejenis pada generasi muda. Salah satunya disebut dengan 'text neck' di mana struktur leher hingga punggung berubah karena kebiasaan menundukkan kepala saat menggunakan ponsel dan perangkat sejenis dalam waktu lama.

Dampak yang sama juga akan terasa pada mereka yang terbiasa memainkan gadget sambil tiduran.

5. Nonton TV sambil tidur
Berdasarkan pengalaman dr Ade Sri Wahyuni, SpRM dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta, menonton TV sambil tiduran juga dapat memicu perubahan tulang belakang bila jadi kebiasaan. Tak peduli walau hanya dilakukan hanya sebentar.

"Awalnya memang nggak terasa, pertama otot leher akan tegang, kalau kelamaan akan mengubah struktur atau postur," katanya

Kadang hal sepele bisa berdampak fatal. Ya, misalnya saja salah pilih bantal bisa memengaruhi bentuk tulang belakang.

Berikut ini, tulisan bagian kedua tentang kebiasaan sepele yang bisa pengaruhi bentuk tulang belakang yang telah dirangkum detikHealth:

1. Salah pilih bantal

Posisi bantal yang tidak tepat selama bertahun-tahun lama-lama juga akan memicu perubahan pada tulang belakang.

"Posisi bantalnya sampai di bawah bahu, jadi nggak cuma menyangga kepala saja. Kadang kan ada ya pakai bantal yang mengganjal sampai kepala saja. Nah, itu akan mengganggu postur dan kelengkungan leher," terang dr Ade beberapa waktu lalu.

Ia menyarankan, saat tidur sebaiknya menggunakan satu bantal saja, tetapi bantalnya tidak terlalu tebal ataupun terlalu tipis.

 2. Tidur tengkurap

Posisi tidur tengkurap konon banyak disukai orang. Namun persoalannya, posisi tidur ini membebankan sebagian besar berat tubuh ke bagian tengah tubuh. Akibatnya tubuh tidak mampu mempertahankan kurva alami dari tulang belakang. Apalagi jika dilakukan sepanjang malam, maka posisi ini akan memicu ketegangan pada tulang punggung dan otot punggung.

Saat tidur dalam posisi ini, orang juga cenderung memiringkan kepala mereka pada satu arah. Hal ini jika dilakukan terlalu lama juga menempatkan banyak tekanan pada leher, sehingga bisa terjadi kekakuan dan nyeri di bagian tersebut.

 3. Terlalu lama kendarai motor sport
Menurut dr Andri Primadhi, SpOT dari RS Hasan Sadikin Bandung, pria yang sering membungkuk karena mengendarai motor sport untuk berkendara jauh, bisa saja mengalami cedera pada tulang belakangnya.

Untuk itu, dr Andri menyarankan para pengendara motor sport sebaiknya beristirahat ketika punggung terasa pegal atau nyeri. Kondisi serupa juga berlaku untuk pengendara mobil yang kerap bepergian jauh.

 4. Mencuci baju sambil jongkok
Aktivitas mencuci baju sambil berjongkok mungkin lebih banyak ditemukan di pedesaan atau pinggiran kota. Namun dr Laura Djuriantina, SpKFR dari RS Pondok Indah mengingatkan mencuci baju dengan posisi seperti ini tidaklah benar.

Menurutnya, bila kebiasaan ini dibiarkan, maka tubuh rentan mengalami cedera pada otot-otot di daerah tulang belakang, sehingga memicu nyeri punggung bawah. "Kemudian saat mengangkat cucian yang berat, otot pada punggung bagian bawah bisa jadi lebih tegang hingga dapat menimbulkan nyeri dan bahkan kejang otot," lanjutnya.

Tak hanya itu, kebiasaan mencuci baju sambil jongkok juga memicu nyeri yang terasa menusuk disertai dengan berkurangnya kelenturan tubuh dan ketidakmampuan seseorang untuk berdiri tegak.

5. Duduk merosot

Selain duduk tanpa berganti posisi dalam waktu lama, posisi duduk yang cenderung merosot di bawah bangku atau terlalu bungkuk juga dikatakan dr Benedictus Megaputera, SpOT, MSi bisa mengubah struktur tulang belakang.

Dan bila sudah muncul gejala seperti sering capek, nyeri punggung, nyeri leher dan kesemutan, itu berarti apa yang ditakutkan dr Benedictus sudah benar-benar terjadi.

 http://health.detik.com/read/2016/01/08/093216/3113527/763/6/catat-kebiasaan-sepele-yang-bisa-pengaruhi-bentuk-tulang-belakang--2-


Pria Ereksi 'Otomatis' Tiap Pagi, Wajar atau Tidak?

akarta, Bagi pria, ereksi di pagi hari merupakan hal yang normal. Namun tak sedikit yang mengalaminya hampir setiap hari dan menjadi khawatir. Bagaimana menurut dokter?

Menurut dr Andri Wanananda, MS dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta, ereksi di pagi hari atau morning erection (ME) dengan frekuensi cukup sering merupakan petunjuk seorang pria memiliki kebugaran seksual yang prima.

"Morning erection ini ditentukan oleh kadar hormon testosteron, kebugaran fisik dan psikis, juga akumulasi rangsangan seksual di siang hari yang disimpan di alam sub-sadar (subconsciousness)" ujar dr Andri kepada detikHealth beberapa waktu lalu dan ditulis pada Jumat (8/1/2016).

Tanpa disadari, ereksi 'otomatis' ini sebenarnya terjadi selama sekitar 4-5 kali dalam semalam. Umumnya ereksi ini terjadi dalam fase dangkal di siklus tidur.

Selama tidur, tubuh secara bertahap melewati berbagai tahapan. Mulai dari tahap yang disebut sebagai non-REM, sampai tidur nyenyak. Nah, saat Anda memasuki fase tidur REM, Anda tidak hanya bermimpi, tetapi tubuh juga melewati beberapa perubahan fisiologis.

Salah satu perubahan ini melibatkan mematikan sistem saraf atau neurotransmitter dalam upaya untuk mengatur seluruh sistem tubuh, termasuk mengakibatkan munculnya ereksi yang tidak disadari.

Morning erection yang terjadi terlalu sering masih kerap dikhawatirkan oleh sebagian pria. Namun jangan khawatir, kondisi ini justru sebenarnya membantu perbaikan dan mempertahankan fungsi organ intim itu sendiri. Jadi, Anda tak perlu khawatir ya.

 http://health.detik.com/read/2016/01/08/190724/3114146/1390/pria-ereksi-otomatis-tiap-pagi-wajar-atau-tidak?l992205755